keagungan gunung-gunung dan luasnya langit, walau-
pun menggunakan metode-metode pengamatan yang masih
primitif. Akan tetapi, mereka telah salah dalam mengira bahwa
benda-benda tersebut akan ada selama-lamanya. Kepercayaan
ini telah menjadi tulang punggung filsafat-filsafat politeisme
dan materialisme Yunani, serta agama-agama di Sumeria dan
Mesir.
Al-Qur’an memberitahukan kepada kita bahwa orang-
orang yang memiliki kepercayaan yang demikian berada
dalam kesalahan yang berat. Salah satu hal yang diwahyukan
oleh Allah di dalam al-Qur’an adalah bahwasanya alam semes-
ta ini telah diciptakan dan akan sampai pada titik akhirnya.
Alam semesta ini akan, sebagaimana halnya umat manusia dan
segala makhluk hidup lainnya, berakhir. Dunia yang teratur
ini, yang berfungsi secara sempurna selama milyaran tahun,
adalah karya Tuhan, Yang telah menciptakan segalanya, walau-
pun akan sampai juga pada titik akhir atas perintah-Nya, dan
pada saat yang telah ditetapkan-Nya.
Waktu yang ditetapkan di mana alam semesta dan segala
makhluk di dalamnya, mulai dari mikroorganisme hingga
umat manusia, termasuk bintang-bintang dan galaksi-galaksi,
akan sampai pada titik akhirnya, disebut as-Sa‘ah di dalam al-
Qur’an. As-Sa‘ah ini bukannya menunjuk pada sembarang
saat; namun adalah sebuah kata yang dipakai secara khusus di
dalam al-Qur’an guna menunjukkan waktu tersebut tatkala
dunia ini akan berakhir.
Seiring dengan pengumuman tentang akhir dunia ini, al-
Qur’an mengandung gambaran terperinci mengenai proses
kejadian tersebut: “Apabila langit terbelah,”dialami oleh orang-orang ketika bencana yang mengerikan
itu terjadi diceritakan secara rinci di dalam al-Qur’an; ayat-
ayat tersebut menandaskan bahwa tak ada jalan untuk me-
loloskan diri dan tak ada tempat untuk sembunyi. Yang dapat
kita simpulkan dari hal ini adalah bahwasanya akhir dunia ini
akan berupa suatu bencana sedemikian rupa yang belum
pernah dialami dunia sebelumnya. Rincian mengenai kejadian
tersebut juga dapat dijumpai dalam buku-buku kami lainnya
yang berjudul, The Day of Resurrection (Hari Kebangkitan),
Death Resurrection Hell (Kematian Kebangkitan Neraka). Buku
yang Anda baca ini akan memaparkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi menjelang Hari Akhir (Kiamat).
Pertama-tama, harus dinyatakan bahwa sudah jelas dari
sekian banyak ayat al-Qur’an, bahwa pokok pembahasan ten-
tang akhir dunia yang tak terelakkan ini telah menarik perhati-
an manusia dalam setiap periode sejarah. Dalam beberapa ayat
tertentu, diceritakan bahwa orang-orang telah bertanya kepada
Nabi Muhammad saw. tentang kapan terjadinya akhir dunia
ini:
Mereka menanyakan kepadamu tentang as-Sa‘ah:
“Bilakah terjadinya?” …(Q.s. al-A‘raf: 187).
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang hari berbangkit (as-Sa‘ah), kapankah terjadinya?
(Q.s. an-Nazi‘at: 42).
Allah memerintahkan Nabi saw. untuk menjawab
pertanyaan ini sebagai berikut: “… Pengetahuan tentang hal
itu berada di sisi Tuhanku …” (Q.s. al-A‘raf: 187), yang artinya
bahwa hanya Dia Yang tahu kapan terjadinya as-Sa‘ah itu. Dari
ayat ini kita memahami bahwa pengetahuan tentang kapan
tibanya as-Sa‘ah itu tersembunyi bagi manusia.
“Ketika lautan
Tentu ada suatu alasan ilahiah mengapa Tuhan kita me-
rahasiakan waktu dari as-Sa‘ah ini. Misalnya, ada baiknya bagi
semua orang, entah pada abad berapapun mereka hidup, untuk
“… merasa takut akan tibanya as-Sa‘ah (Hari Kiamat)” (Q.s.
al-Anbiya’: 49), dan agar memikirkan dengan mendalam akan
kekuasaan Allah yang agung dan tak terbatas. Sebelum hari
yang sangat penuh penderitaan tersebut datang kepada mereka
secara tiba-tiba, mereka hendaknya memahami bahwasanya,
selain Allah, tak ada tempat untuk berlindung. Andaikata
kapan terjadinya as-Sa‘ah tersebut diketahui, orang-orang yang
hidup sebelum masa sekarang tidak akan merasa tergugah
untuk memikirkan dengan sungguh-sungguh mengenai akhir
dunia ini; mereka akan tidak peduli terhadap peristiwa-
peristiwa terakhir yang digambarkan di dalam al-Qur’an.
Namun, harus diterangkan bahwa ada banyak ayat yang
memberitahukan tentang as-Sa‘ah itu, dan bila kita menela-
ahnya kita pun menemukan suatu kebenaran yang besar. Al-
Qur’an tidak menunjukkan kapan terjadinya as-Sa‘ah itu,
namun ia memberikan gambaran mengenai peristiwa-
peristiwa yang akan terjadi sebelumnya. Salah satu ayat men-
ceritakan bahwa ada sekian banyak tanda-tanda as-Sa‘ah itu:
Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan
Hari Kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka
dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang
tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka
kesadaran mereka itu apabila Hari Kiamat sudah datang?
(Q.s. Muhammad: 18).
Dari ayat ini kita mempelajari bahwa al-Qur’an memberi-
kan gambaran mengenai tanda-tanda yang memberitahukan
kedatangan Kiamat. Guna memahami tanda-tanda “peng-
umuman besar” tersebut kita harus merenungkan ini. Jika tidak, sebagaimana ditunjukkan oleh ayat tadi, pe-
mikiran kita akan tidak berguna lagi manakala Kiamat itu tiba-
tiba terjadi pada kita.
Sebagian dari apa yang disabdakan oleh Nabi saw. yang telah
sampai kepada kita menerangkan mengenai tanda-tanda as-
Sa‘ah tersebut. Dalam hadis-hadis Nabi saw. ini, terdapat
tanda-tanda as-Sa‘ah dan informasi rinci mengenai periode
yang mendahuluinya. Periode ini, di mana tanda-tanda as-
Sa‘ah itu akan terjadi, disebut “Akhir Zaman”. Perkara tentang
Akhir Zaman dan tanda-tanda as-Sa‘ah ini telah menarik
banyak perhatian di sepanjang sejarah Islam; ia telah menjadi
pokok pembahasan dalam banyak karya para ulama dan
peneliti Islam.
Bila kita kumpulkan semua informasi ini bersama-sama,
kita pun sampai pada sebuah kesimpulan yang penting. Ayat-
ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Nabi saw. menunjukkan bahwa
Akhir Zaman terbagi menjadi dua tahap. Periode pertama
adalah di mana cobaan-cobaan material dan spiritual akan
menimpa dunia ini; periode kedua yang datang disebut se-
bagai Zaman Keemasan, suatu masa di mana ajaran moral al-
Qur’an akan mendominasi, menghasilkan kesadaran yang
mendalam mengenai kebaikan pada diri semua manusia.
Manakala Zaman Keemasan ini berakhir, dan setelah dunia
ini mulai memasuki sebuah periode kemunduran sosial, maka
kedatangan Kiamat pun sudah pasti.
Maksud buku ini adalah untuk menelaah tanda-tanda as-
Sa‘ah tersebut melalui ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis
Nabi saw., dan untuk memperlihatkan bahwa tanda-tanda ini
telah mulai muncul pada zaman kita. Fakta bahwa kedatangan
daripada tanda-tanda ini telah diwahyukan empat belas abad
yang lalu hendaknya meningkatkan keimanan seorang
mukmin kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya. Halaman-
ayat-ayathalaman berikut telah ditulis dengan mencamkan baik-baik
janji Tuhan kita: “Katakanlah: “Segala puji bagi Allah, Dia akan
memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka
kamu akan mengetahuinya ...” (Q.s. an-Naml: 93).
Kendati demikian, ada satu hal khusus yang penting bahwa
kami ingin menarik perhatian pembaca terhadap: Allah tahu
hakikat segala sesuatu. Sedangkan dalam segala hal, apa yang
kita ketahui tentang akhir dunia ini hanya datang dari apa HARI KIAMAT (AS-SA‘AH) ITU SUDAH DEKAT
Kebanyakan orang sedikitnya tahu tentang Hari Kiamat (as-
Sa‘ah). Hampir setiap orang telah mendengar satu dan lain
hal tentang kengerian kiamat itu. Akan tetapi, kebanyakan
orang cenderung untuk bereaksi sama terhadapnya sebagai-
mana halnya sikap mereka atas perkara-perkara yang sangat
penting lainnya, yaitu, mereka tidak ingin membicarakannya
atau bahkan memikirkannya. Mereka berusaha dengan sangat
keras agar tidak memikirkan teror yang akan mereka alami
pada Hari Kiamat. Mereka tidak sanggup menahan (kepri-
hatinan) hal-hal yang mengingatkan pada Hari Kiamat yang
terdapat pada suatu berita mengenai sebuah kecelakaan yang
mengerikan atau sebuah berita film tentang suatu bencana.
Mereka menghindar untuk memikirkan tentang fakta bahwa
hari itu pasti akan datang. Mereka tidak mau mendengar
orang-orang lain yang membicarakan tentang hari yang luar
biasa itu, atau membaca tulisan-tulisan para penulis tentang-
nya. Ini adalah sebagian cara yang dikembangkan oleh orang-
orang itu guna terlepas dari memikirkan tentang kengerian
Hari Kiamat.
Banyak orang tidak sungguh-sungguh percaya bahwa Hari
Kiamat itu sedang menjelang. Kita diberi contoh tentang hal
ini dalam sebuah ayat di dalam Surat al-Kahfi, tentang seorang
pemilik kebun anggur yang kaya raya:
Dan aku tidak mengira Hari Kiamat itu akan datang,
dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku,
pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik
daripada kebun-kebun itu. (Q.s. al-Kahfi: 36).
Ayat di atas memberitahukan mentalitas sesungguhnya dari
seseorang yang mengaku percaya kepada Allah namun meng-
hindari untuk memikirkan tentang kenyataan Hari Kiamat
yangdan mengajukan pernyataan yang bertentangan dengan
sebagian ayat al-Qur’an. Ayat yang lain menceritakan keraguan
dan ketidakpastian yang melingkari orang-orang kafir menge-
nai waktu terjadinya saat terakhir.
Dan apabila dikatakan (kepadamu): “Sesungguhnya
janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak
ada keraguan padanya,” niscaya kamu menjawab: “Kami
tidak tahu apakah Hari Kiamat itu, kami sekali-kali tidak
lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali
tidak meyakini(nya).” (Q.s. al-Jatsiyyah: 32).
Sebagian orang menyangkal sepenuhnya bahwa Hari
Kiamat sedang menjelang. Mereka yang memiliki pendapat
ini disebutkan di dalam al-Qur’an sebagai berikut:
Bahkan mereka mendustakan Hari Kiamat. Dan Kami
menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang
mendustakan Hari Kiamat. (Q.s. al-Furqan: 11).
Sumber yang dapat membimbing jalan kita dan menun-
jukkan pada yang haq adalah al-Qur’an. Tatkala kita lihat apa
yang dikatakannya, kita mempelajari sebuah fakta yang jelas.
Mereka yang menipu dirinya sendiri mengenai Hari Kiamat
ini melakukan kesalahan yang berat, karena Allah mewahyukan
di dalam al-Qur’an bahwa tidak terdapat keraguan bahwa
Kiamat itu sudah dekat.
Dan sesungguhnya as-Sa‘ah (Hari Kiamat) itu pastilah
datang, tak ada keraguan padanya … (Q.s. al-Hajj: 7).
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa
yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar.
Dan sesungguhnya as-Sa‘ah (Hari Kiamat) itu pas Sesungguhnya as-Sa‘ah (Hari Kiamat) pasti akan
datang, tidak ada keraguan tentangnya …
(Q.s. al-Mu’min: 59).
Mungkin ada sebagian orang yang berpikir bahwa pesan
yang disampaikan al-Qur’an mengenai Hari Kiamat ini
diwahyukan lebih dari 1.400 tahun yang lalu dan ini adalah
sebuah jangka waktu yang panjang dibandingkan dengan
panjangnya umur seorang manusia. Namun ini adalah perkara
tentang akhir dunia, matahari dan bintang-bintang — pendek
kata — alam semesta. Bila kita pikirkan dengan mendalam
bahwa alam semesta ini usianya sudah milyaran tahun, empat
belas abad adalah sebuah kurun waktu yang sangat singkat.
Seorang ulama besar pada masa ini, Bediuzzaman Said
Nursi, menanggapi masalah serupa itu dengan demikian:
Al-Qur’an mengatakan, “as-Sa‘ah itu telah dekat.” (Q.s. al-
Qamar: 1). Yaitu, Hari Kiamat sudah dekat. Bahwasanya belum
datang setelah seribu tahun atau bertahun-tahun ini tidaklah
mengurangi kedekatannya. Karena, Hari Kiamat adalah saat
yang ditetapkan atas dunia ini, dan dalam kaitannya dengan
umur dunia ini seribu atau dua ribu tahun adalah bagaikan
satu atau dua menit saja dikaitkan dengan setahun. Saat Kiamat
bukan hanya saat yang ditetapkan atas umat manusia sehingga
ia hendaknya dikaitkan dengannya dan dilihat dari jarak jauh.1
MEMPROKLAMIRKAN AJARAN MORAL AL-QUR’AN
KE SELURUH DUNIA
Di dalam al-Qur’an, kita berkali-kali menemukan frasa
“sunnatullah.” Ini adalah sebuah ungkapan yang berarti cara
Allah, atau hukum-hukum Allah. Menurut al-Qur’an, hukum-
hukum ini selamanya valid. Sebuah ayat menyataka
ti akan
datang. (Q.s. al-Hijr: 85).
telah diwahyukan-Nya kepada kita.
Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang
yang telah terdahulu sebelum(mu), dan kamu sekali-kali
tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.
(Q.s. al-Ahzab: 62).
Salah satu hukum Allah yang tidak berubah adalah, sebelum
dimusnahkan, umat-umat diberi peringatan dulu oleh seorang
pemberi peringatan. Fakta ini diwahyukan dalam firman-
firman ini:
Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri pun,
melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang mem-
beri peringatan. (Q.s. asy-Syu‘ara’: 208).
Di sepanjang sejarah, Allah telah mengutus seorang pem-
beri peringatan kepada tiap-tiap umat yang telah berbuat ke-
rusakan, menyeru mereka agar mengikuti jalan yang benar.
Akan tetapi, orang-orang yang tetap berkeras dalam kezaliman
mereka dimusnahkan setelah tiba saat yang ditentukan bagi
mereka, dan menjadi contoh bagi generasi-generasi setelah-
nya. Bila kita pikirkan dengan mendalam hukum Allah ini,
sejumlah misteri yang penting pun terkuak bagi kita.
Hari Kiamat adalah bencana terakhir yang menimpa dunia
ini. Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan
untuk memberi nasihat kepada umat manusia, yang petunjuk-
nya tetap bertahan hingga akhir dunia. Dalam salah satu ayat-
nya, dikatakan, “… al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringat-
an untuk segala umat.” (Q.s. al-An’am: 90). Orang-orang yang
punya pikiran bahwa al-Qur’an hanya berbicara untuk suatu
masa atau tempat tertentu sungguh-sunggan-perkembangan teknologi yang tiada taranya pada zaman
kita sekarang, perintah-perintah al-Qur’an dapat diproklamir-
kan kepada seluruh umat manusia. Pada hari ini, sains, pendi-
dikan, komunikasi, dan transportasi sudah hampir mencapai
titik puncak perkembangannya. Berkat adanya komputer dan
teknologi Internet khususnya, orang-orang yang berada di
tempat-tempat yang jauh di dunia ini dengan cepat dapat
berbagi informasi dan membangun komunikasi. Revolusi
dalam sains dan teknologi telah menyatukan seluruh bangsa
di dunia ini; ungkapan-ungkapan seperti “globalisasi” dan
“kewarganegaraan dunia” telah masuk ke dalam perbendaha-
raan kosa kata kita. Singkatnya, semua penghalang yang
merintangi persatuan manusia di seluruh penjuru dunia kini
sedang dihapuskan dengan cepat.
Dengan menilik dari berbagai fakta ini, dengan mudah
dapat dikatakan bahwa pada “zaman informasi” kita ini, Allah
telah memberikan segala macam perkembangan teknologi
sebagai alat untuk kemaslahatan kita. Adalah tanggung jawab
kaum muslimin guna menggunakan dengan sebaik-baiknya
peluang-peluang yang telah ditawarkan oleh Allah ini, dan
untuk mengajak manusia dari berbagai kalangan agar
menerima ajaran moral al-Qur’an.
PARA RASUL
Kami telah menyebutkan hukum-hukum yang tidak ber-
ubah yang telah ditetapkan oleh Allah semenjak diciptakannya
dunia ini. Salah satu hukum ilahiah tersebut adalah bahwa
Allah tidak akan menghukum suatu kaum yang belum di-
datangkan seorang utusan-Nya kepada mereka. Janji ini
diungkapkan dalam ayat-ayat berikut ini:
uh telah keliru, Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota,
sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang
membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak
pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali
penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.
(Q.s. al-Qashash: 59).
... Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus
seorang rasul. (Q.s. al-Isra’: 15).
Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri pun,
melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang mem-
beri peringatan untuk menjadi peringatan. Dan Kami se-
kali-kali tidak berlaku zalim. (Q.s. asy-Syu‘ara’: 208-209).
Ayat-ayat ini memperlihatkan bahwa Allah mengirimkan
para rasul ke kota-kota besar untuk memberi peringatan ke-
pada manusia. Para rasul ini menyampaikan perintah-perintah
Allah, namun golongan orang-orang kafir dari kaum-kaum
di setiap zaman ini telah mengolok-olok mereka, menuduh
mereka berdusta, penipu atau gila, dan melemparkan berbagai
fitnah terhadap mereka. Allah menghancurkan kaum-kaum
yang terus-menerus hidup dalam kezaliman dan kefasikan
melalui beberapa bencana besar, pada saat mereka hampir-
hampir tidak menyangkanya. Kehancuran yang dialami oleh
kaum Nuh, Luth, ‘Ad, Tsamud, dan lain-lain yang tersebut di
dalam al-Qur’an adalah contoh-contoh dari bentuk pemus-
nahan ini.
Di dalam al-Qur’an, Allah mewahyukan mengapa Dia telah
mengutus para nabi: guna menyampaikan kabar gembira
kepada umat-umat, untuk memberikan kesempatan yang
penting bagi umat mereka agar memberi peringatan kepada manusia sehingga mereka tidak
akan memiliki dalih pada Hari Kiamat nanti karena tidak
mengindahkan peringatan-peringatan yang disampaikan
kepada mereka. Dalam sebuah ayat, tujuan-tujuan ini dinyata-
kan sebagai:
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada
alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu. (Q.s. an-Nisa’: 165).
Sebagaimana dikatakan di dalam ayat 40 Surat al-Azhab,
Nabi Muhammad saw. adalah nabi terakhir. Muhammad saw.
adalah “... Rasul Allah dan penutup nabi-nabi ...” (Q.s. al-Azhab:
40). Dengan kata lain, melalui perantaraan Nabi Muhammad
saw., rangkaian wahyu Allah kepada umat manusia telah
lengkap. Walaupun demikian, tanggung jawab untuk
menyampaikan dan mengingatkan manusia akan al-Qur’an
yang disampaikan oleh Nabi saw. berada di pundak setiap
orang Islam hingga akhir dunia.
KEUNGGULAN AKHLAK ISLAM DI DUNIA
Salah satu tema yang senantiasa diangkat di dalam al-Qur’an
adalah mengenai orang-orang yang telah dihancurkan oleh
Allah, karena kezaliman dan kedurhakaan mereka, dan contoh
yang bisa diambil dari mereka itu. Tentu saja, terdapat sebuah
sisi yang sangat besar di antara persamaan umat pada masa lalu
dan pada masa kita sekarang. Pada zaman kita, ada orang-orang
yang sikap dan cara hidupnya bahkan melampaui penyimpang-
an seksual yang dilakukan oleh kaum Luth, kecurangan pen-
duduk Madyan, kesombongan dan kepongahan kaum Nuh,
kedurhakaan dan kezaliman kaum Tsamud, rasa tidak tahu
terima kasih kaum Iram, beserta tingkah laku dari berbagai
meninggalkan kepercayaan-macam umat lainnya yang telah dimusnahkan. Alasan yang
jelas dari semua kerusakan moral ini adalah orang-orang ter-
sebut telah melupakan Allah dan maksud penciptaan diri
mereka.
Pembunuhan, ketidakadilan sosial, pengkhianatan,
penipuan, dan kerusakan moral pada zaman di mana kita hidup
ini bahkan telah mendorong sebagian orang untuk berputus
asa. Namun, janganlah dilupakan bahwa al-Qur’an memerin-
tahkan agar kita tidak berputus asa dari pertolongan Allah.
Putus asa dan patah semangat adalah cara berpikir yang tidak
dapat diterima bagi orang-orang yang beriman. Allah
memberitahukan bahwa mereka yang mengabdi kepada-Nya
dengan tulus — dengan tanpa menyekutukan-Nya dengan
makhluk-makhluk-Nya yang mana pun sebagai tuhan-tuhan
di samping-Nya — dan beramal saleh guna mendapat keridha-
an-Nya, akan mendapat kekuatan dan kekuasaan.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal
yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa,
dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama
yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-
benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka
tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-
orang yang fasik. (Q.s. an-Nur: 55).
Dalam sejumlah ayat, juga dikatakan bahwa adalah sebuah
hukum ilahiah bahwa hamba-hamba yang setia dan menjalan-
kan agama yang haq di dalam hatinya akan dijadikan sebagai
para pewaris atas dunia ini:
Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah
(Kami tulis dalam) Lawh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini
dipusakai oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.
(Q.s. al-Anbiya’: 105).
Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri
itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk)
orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku
dan yang takut kepada ancaman-Ku. (Q.s. Ibrahim: 14).
Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-
umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat ke-
zaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada
mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang
nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman.
Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-
orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami jadikan kamu
pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah
mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu
berbuat. (Q.s. Yunus: 13-14).
Musa berkata kepada kaumnya: “Mohonlah perto-
longan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi
(ini) kepunyaan Allah; diwariskan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan
kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang ber-
takwa. Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh
Fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah
kamu datang.” Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah
membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah
di bumi(-Nya), maka Allah akan melihat bagaimana
perbuatanmu.” (Q.s. al-A‘raf: 128-129). Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti
menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha-
perkasa. (Q.s. al-Mujadalah: 21).
Bersamaan dengan kabar gembira yang disampaikan pada
ayat-ayat di atas, Allah telah memberikan sebuah janji yang
sangat penting kepada orang-orang beriman. Dia berfirman
di dalam al-Qur’an bahwa agama Islam diturunkan kepada
umat manusia untuk mengatasi segala agama.
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama)
Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah
tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya,
walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah
yang telah mengutus rasul-Nya (dengan membawa) pe-
tunjuk (al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dime-
nangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang
musyrik tidak menyukai. (Q.s. at-Taubah: 32-33).
Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap
menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang
kafir benci. (Q.s. ash-Shaff: 8-9).
Tak ada keraguan bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-
Nya. Akhlak mulia yang akan menaklukkan filsafat-filsafat
yang menyimpang, ideologi-ideologi yang terdistorsi, dan
pemahaman agama palsu adalah akhlak Islam ini. Ayat-ayat yang
dikutip di atas menandaskan bahwa orang-orang kafir dan pe-
nyembah berhala tak mampu menghindari terjadinya hal ini.
Periode ini, di mana akhlak Islam akan tegak, akan menjadi
saat di mana setiap waktu ada cinta, pengorbanan, kederma-
wanan, kejujuran, keadilan sosial, keamanan dan kesejahteraan
pribadi. Periode ini telah disebut sebagai Zaman Keemasan
karena kemiripannya dengan gambaran-gambaran tentang
kepercayaan palsu mereka, dan menjalani hidup mereka sesuai
dengan agama Allah dan akhlak yang mulia, dan untuk
karena al-Qur’an adalah sebuah seruan umum kepada seluruh
“alam”.
Semenjak zaman Nabi saw., kebenaran al-Qur’an telah
disampaikan ke seluruh penjuru dunia.
TANDA-TANDA KIAMAT.
Tanda-tanda kiamat adalah alamat kiamat yang menunjukkan akan terjadinya kiamat tersebut. Dan tanda-tanda kiamat ada dua: tanda-tanda kiamat besar dan tanda-tanda kiamat kecil.
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama, dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.
Tanda kiamat besar adalah perkara yang besar yang muncul mendekati kiamat yang kemunculannya tidak biasa terjadi, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa a.s., Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.
Para ulama berbeda pendapat tentang permulaan yang muncul dari tanda kiamat besar. Tetapi Ibnu Hajar berkata, “Yang kuat dari sejumlah berita tanda-tanda kiamat, bahwa keluarnya Dajjal adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar, dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh di muka bumi. Dan diakhiri dengan wafatnya Isa a.s. Sedangkan terbitnya matahari dari Barat adalah awal dari tanda-tanda kiamat besar yang mengakibatkan perubahan kondisi langit. Dan berakhir dengan terjadinya kiamat.” Ibnu Hajar melanjutkan, ”Hikmah dari kejadian ini bahwa ketika terbit matahari dari barat, maka tertutuplah pintu taubat.” (Fathul Bari)
Tanda-Tanda Kiamat Kecil
Tanda-tanda kiamat kecil terbagi menjadi dua: Pertama, kejadian sudah muncul dan sudah selesai; seperti diutusnya Rasulullah saw., terbunuhnya Utsman bin ‘Affan, terjadinya fitnah besar antara dua kelompok orang beriman. Kedua, kejadiannya sudah muncul tetapi belum selesai bahkan semakin bertambah; seperti tersia-siakannya amanah, terangkatnya ilmu, merebaknya perzinahan dan pembunuhan, banyaknya wanita dan lain-lain.
Di antara tanda-tanda kiamat kecil adalah:
1. Diutusnya Rasulullah saw
Jabir r.a. berkata, ”Adalah Rasulullah saw. jika beliau khutbah memerah matanya, suaranya keras, dan penuh dengan semangat seperti panglima perang, beliau bersabda, ‘(Hati-hatilah) dengan pagi dan sore kalian.’ Beliau melanjutkan, ‘Aku diutus dan hari Kiamat seperti ini.’ Rasulullah saw. mengibaratkan seperti dua jarinya antara telunjuk dan jari tengah. (HR Muslim)
2. Disia-siakannya amanat
Jabir r.a. berkata, tatkala Nabi saw. berada dalam suatu majelis sedang berbicara dengan sahabat, maka datanglah orang Arab Badui dan berkata, “Kapan terjadi Kiamat ?” Rasulullah saw. terus melanjutkan pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata, “Rasulullah saw. mendengar apa yang ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya.” Berkata sebagian yang lain, “Rasul saw. tidak mendengar.” Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan perkataannya, beliau bertanya, “Mana yang bertanya tentang Kiamat?” Berkata lelaki Badui itu, ”Saya, wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw. Berkata, “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.” Bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakannya?” Rasulullah saw. Menjawab, “Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat.” (HR Bukhari)
3. Penggembala menjadi kaya
Rasulullah saw. ditanya oleh Jibril tentang tanda-tanda kiamat, lalu beliau menjawab, “Seorang budak melahirkan majikannya, dan engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang, dan miskin, penggembala binatang berlomba-lomba saling tinggi dalam bangunan.” (HR Muslim)
4. Sungai Efrat berubah menjadi emas
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai Sungai Eufrat menghasilkan gunung emas, manusia berebutan tentangnya. Dan setiap seratus 100 terbunuh 99 orang. Dan setiap orang dari mereka berkata, ”Barangkali akulah yang selamat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam
”Ada enam dari tanda-tanda kiamat: kematianku (Rasulullah saw.), dibukanya Baitul Maqdis, seorang lelaki diberi 1000 dinar, tapi dia membencinya, fitnah yang panasnya masuk pada setiap rumah muslim, kematian menjemput manusia seperti kematian pada kambing dan khianatnya bangsa Romawi, sampai 80 poin, dan setiap poin 12.000.” (HR Ahmad dan At-Tabrani dari Muadz).
6. Banyak terjadi pembunuhan
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tiada akan terjadi kiamat, sehingga banyak terjadi haraj.. Sahabat bertanya apa itu haraj, ya Rasulullah?” Rasulullah saw. Menjawab, “Haraj adalah pembunuhan, pembunuhan.” (HR Muslim)
7. Munculnya kaum Khawarij
Dari Ali ra. berkata, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Akan keluar di akhir zaman kelompok orang yang masih muda, bodoh, mereka mengatakan sesuatu dari firman Allah. Keimanan mereka hanya sampai di tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya. Di mana saja kamu jumpai, maka bunuhlah mereka. Siapa yang membunuhnya akan mendapat pahala di hari Kiamat.” (HR Bukhari).
8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman
“Di akhir zaman banyak polisi di pagi hari melakukan sesuatu yang dimurkai Allah, dan di sore hari melakukan sesutu yang dibenci Allah. Hati-hatilah engkau jangan sampai menjadi teman mereka.” (HR At-Tabrani)
9. Perang antara Yahudi dan Umat Islam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin berperang dengan yahudi. Maka kaum muslimin membunuh mereka sampai ada seorang yahudi bersembunyi di belakang batu-batuan dan pohon-pohonan. Dan berkatalah batu dan pohon, ‘Wahai muslim, wahai hamba Allah, ini yahudi di belakangku, kemari dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.” (HR Muslim)
10. Dominannya Fitnah
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, sampai dominannya fitnah, banyaknya dusta dan berdekatannya pasar.” (HR Ahmad).
11. Sedikitnya ilmu
12. Merebaknya perzinahan
13. Banyaknya kaum wanita
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda. “Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diangkat, banyaknya kebodohan, banyaknya perzinahan, banyaknya orang yang minum khamr, sedikit kaum lelaki dan banyak kaum wanita, sampai pada 50 wanita hanya ada satu lelaki.” (HR Bukhari)
14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid
Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Diantara tanda kiamat adalah bahwa manusia saling membanggakan dalam keindahan masjid.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Ibnu Hibban)
15. Menyebarnya riba dan harta haram
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu waktu, setiap orang tanpa kecuali akan makan riba, orang yang tidak makan langsung, pasti terkena debu-debunya.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Akan datang pada manusia suatu saat di mana seseorang tidak peduli dari mana hartanya didapat, apakah dari yang halal atau yang haram.” (HR Ahmad dan Bukhari)
Tanda-Tanda Kiamat Besar
Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj.
Hudzaifah bin As-yad al-Ghifaryberkata, sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba datang Nabi MuhammadS.A.W kepada kami lalu bertanya, “Apakah yang kamu semua sedang bincangkan.?” Lalu kami menjawab, “Kami sedang membincangkan tentang hari Kiamat.”
Sabda Rasulullah S.A.W. “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda :
1. Asap
2. Dajjal
3. Binatang melata di bumi
4. Terbitnya matahari sebelah barat
5. Turunnya Nabi Isa A.S
6. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
7. Gerhana di timur
8. Gerhana di barat
9. Gerhana di jazirah Arab
10. Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.
Dajjal maksudnya ialah bahaya besar yang tidak ada bahaya sepertinya sejak Nabi Adam A.S sampai hari kiamat. Dajjal boleh membuat apa saja perkara-perkara yang luar biasa.Dia akan mendakwa dirinya Tuhan, sebelah matanya buta dan di antara kedua matanya tertulis perkataan ‘Ini adalah orang kafir’.
Asap akan memenuhi timur dan barat, ia akan berlaku selama 40 hari. Apabila orang yang beriman terkena asap itu, ia akan bersin seperti terkena selsema, sementara orang kafir pula keadaannya seperti orang mabuk, asap akan keluar dari hidung, telinga dan dubur mereka. Binatang melata yang dikenali sebagai Dabatul Ard ini akan keluar di kota Mekah dekat gunung Shafa, iaakan berbicara dengan kata-kata yang fasih dan jelas. Dabatul Ard ini akan membawa tongkat Nabi Musa A.S dan cincin Nabi Sulaiman A.S.
Apabila binatang ini memukulkan tongkatnya ke dahi orang yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu ‘Ini adalah orang yang beriman’. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan tertulislah ‘Ini adalah orang kafir’. Turunnya Nabi Isa. A.S di negeri Syam di menara putih, beliau akan membunuh dajjal. Kemudian Nabi Isa A.Sakan menjalankan syariat Nabi Muhammad S.A.W.
Yakjuj dan Makjuj pula akan keluar, mereka ini merupakan dua golongan. Satu golongan kecil dan satulagi golongan besar. Yakjuj dan Makjuj itu kini berada di belakang bendungan yang dibangunkan oleh Iskandar Zulqarnain. Apabila keluarnya mereka ini,bilangannya tidak terhitung banyaknya, sehingga kalau air laut Thahatiah diminum nescaya tidak akan tinggal walau pun setitik.
Rasulullah S.A.W telah bersabda,” Hari kiamat itu mempunyai tanda, bermulanya dengan tidak laris jualandi pasar, sedikit sahaja hujan dan begitu juga dengan tumbuh-tumbuhan.Ghibah menjadi-jadi di merata-rata, memakan riba, banyaknya anak-anak zina,orang kaya diagung-agungkan, orang-orang fasik akan bersuara lantang dimasjid, para ahli mungkar lebih banyak menonjol dari ahli haq”
Berkata Ali bin Abi Talib,Akan datang di suatu masa di mana Islam itu hanya akan tinggal namanya saja,agama hanya bentuk saja, Al-Qur’an hanya dijadikan bacaan saja, mereka mendirikan masjid, sedangkan masjid itu sunyi dari zikir menyebut AsmaAllah. Orang-orang yang paling buruk pada zaman itu ialah para ulama, dari mereka akan timbul fitnah dan fitnah itu akan kembali kepada mereka juga.Dan kesemua yang tersebut adalah tanda-tanda hari kiamat.”
Sabda Rasulullah S.A.W, “Apabila harta orang kafir yang dihalalkan tanpa perang yang dijadikan pembahagian bergilir, amanat dijadikan seperti harta rampasan, zakat dijadikan seperti pinjaman, belajar lain dari pada agama, orang lelaki taat kepada isterinya,mendurhakai ibunya, lebih rapat dengan teman dan menjauhkan ayahnya, suara-suara lantang dalam masjid, pemimpin kaum dipilih dari orang yang fasik, oarng dimuliakan karena ditakuti akan tindakan jahat dan aniayanya dan bukan kerana takutkan Allah, maka kesemua itu adalah tanda-tanda kiamat.”
Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya: Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)
Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.” Rasulullah saw. bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke Mahsyar. (HR Muslim)
Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)
Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :
1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.
Alam dunia adalah salah satu fase kehidupan yang dilalui oleh manusia, suatu saat nanti dunia ini akan berakhir dan manusia berpindah kepada fase kehidupan berikutnya yaitu alam akhirat. Akhir kehidupan dunia inilah yang disebut Kiamat.
Kiamat pasti tiba tanpa ragu sedikit pun, kepastian terjadinya ditetapkan oleh dalil-dalil al-Qur`an dalam jumlah yang besar. Di antara dalil-dalil tersebut adalah:
a. Firman Allah, “Dan sesungguhnya Hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.” (Al-Hajj: 7).
b. Firman Allah, “Sesungguhnya Hari Kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (Ghafir: 59).
c. Firman Allah, “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1).
Dari sunnah Nabi saw di antaranya sabda beliau,
“Aku diutus, sedangkan aku dan Hari Kiamat adalah seperti ini,’ beliau menyandingkan antara jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Meskipun Kiamat pasti terjadi akan tetapi Allah merahasiakan waktunya. Dia tidak berkenan memberitahukan kepada seorang pun, tidak kepada nabi yang diutus tidak kepada malaikat yang dekat. Jadi ilmu tentangnya mutlak di tangan Allah semata.
Dalil yang menetapkan hal itu di antaranya:
Firman Allah, “Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Al-A’raf: 187).
Firman Allah, “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” (Luqman: 34).
Firman Allah, “Manusia bertanya kepadamu tentang Hari Berbangkit. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Hari Berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi Hari Berbangkit itu sudah dekat waktunya.” (Al-Ahzab: 63).
Dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim ketika Jibril datang kepada Nabi saw bertanya tentang kapan Kiamat, Nabi saw menjawab,
“Yang ditanya tentang Hari Kiamat tidak lebih mengetahui dari yang bertanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Walaupun Allah merahasiakan kapan terjadinya Kiamat akan tetapi tidak dengan tanda-tandanya. Dia berkenan memberitahukannya kepada Nabi saw lalu beliau menyampaikannya kepada kita. Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw bersabda,
“Kiamat tidak terjadi sehingga ada dua kelompok besar bertikai yang memakan korban besar, seruan keduanya satu, dan sehingga muncul para Dajjal pembual besar mendekati 30, semuanya mengaku sebagai rasul Allah dan sehingga ilmu diangkat, gempa terjadi dalam jumlah besar, zaman menjadi dekat, fitnah besar muncul dan pembunuhan merajalela, sehingga harta melimpah di kalangan kalian, ia melimpah sehingga pemilik harta mencari-cari siapa yang menerima sedekahnya, dan sehingga dia menawarkannya maka orang yang ditawari berkata, ‘Aku tidak memerlukannya,’ sehingga manusia berlomba-lomba meninggikan bangunan dan sehingga seseorang melewati kubur orang lain dan dia berkata, ‘Seandainya aku yang menggantikannya’.”
APA YANG HARUS KITA SIAPKAN UNTUK MENYAMBUTNYA ????.
Dari riwayat an-Nasa'i ra dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda yang maksudnya " Selalulah bagimu mengingati akan sesuatu yang melenyapkan nikmat-nikmat " iaitu Kematian. Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan at Tarmidzi. Kemudian dari riwayat al Hafizh Abu Naaim dengan sanat yang jelas Malik bin Anas, dari Yahya bin Sa'id, dari Sa'id ibnu Musayyaib dari Umar ibnu Khathaab, ia mendengar Rasulullah bersabda "Selalu selalulah kamu ingat akan sesuatu yang dapat melenyapkan nikmat-nikmat"... kami bertanya "Ya Rasulullah, apa itu sesuatu yang dapat melenyapkan nikmat-nikmat ?" Beliau manjawab "Kematian".
Diriwayatkan oleh at Thabrani dan Ibnu Majah dari Umar bahawa ia berkata, " Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba muncul seorang sahabat Ansar, setelah mengucapkan salam ia pun bertanya " Rasulullah, siapakah orang mukmin yang terbaik ? Rasulullah menjawab, "Yang paling baik akhlaknya". Kemudian ia bertanya lagi, "Siapakah orang mukmin yang paling bijak sekali ? Rasulullah menjawab, " Yang selalu mengingati kematian dan yang mempunyai persiapan terbaik untuk menyambut apa yang akan terjadi sesudahnya". Hadis ini juga diriwayatkan oleh Malik. Diriwayatkan oleh at Tarmidzi ( Ibnu Majah, Ahmad dan at Thabrani) dari Syahdad bin Aus, mengatakan bahawa Rasulullah bersabda, "Orang bijak ialah orang yang selalu muhasabah dirinya sendiri dan beramal untuk Alam Akhirat nanti. Manakala orang yang bodoh itu ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya tetapi mengharap-harap pertolongan (redha) Allah". Diriwayatkan oleh at Tarmidzi dari Anas bahawa Rasulullah bersabda, "Selalulah kamu mengingati kematian. kerana sesungguhnya hal ini dapat membersihkan dosa-dosa dan dapat membentuk dirimu zuhud kepada dunia ". Hadis riwayat Hitsami dan at Thabrani (dhaif) disebut bahawa sesseorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, apakah diakhirat nanti ada seseorang yang dikumpulkan bersama-sama para syuhada ?. Rasulullah menjawab, "Ada... YAitu orang yang selalu mengingati kematian sebanyak 20 kali sehari semalam".
Firman Allah swt didalam surah al Mulk ayat 2 yang mafhumnya "Yang menjadikan hidup dan mati, supaya dapat diuji siapa diatara kamu yang yang lebih baik amalannya". Kemudian berkata seorang abadi bernama Abdul Rahman al Suda " yang dimaksudkan dengan orang yang paling banyak mengingat kematian itu ialah orang yang mempunyai persiapan paling baik dan yang paling takut kepada penciptanya". Menurut Ijma' para Ulama ASWJ, maksud hadis Nabi berkenaan "Selalulah kamu mengingati sesuatu yang dapat melenyapkan nikmat-nikmat" adalah sebuah ungkapan yang ringkas tetapi penuh dengan pesanan dan nasihat. Orang-orang yang selalu mengingat kematian akan sedar akan hakikat nikmat sebenar yang sedang dirasai dikala hidupnya sehinggakan dia tidak banyak berharap nikmat itu kekal bersamanya selama-lamanya kerana ia boleh ditarek semula oleh Maha Pencipta Nikmat itu pada bila-bila masa sahaja. Kemudian ia bersikap zuhud terhadap apa yang diharapkan daripadanya, iaitu ia mengenal benar mengapakah nikmat itu hadir, yang diberi oleh Allah swt kepada dirinya maka ia mempersiapkan diri dengan banyak amalan dan sunat untuk menyambut kedatangan kematiannya pula.
Manakala manusia yang berhati lalai itu pula amat perlukan nasihat yang terperinci dan pengajaran yang panjang. Jika sesorang mukmin itu mendengar Sabda Baginda Rasullah saw "Selalulah kamu mengingati sesuatu yang dapat melenyapkan nikmat-nikmat", kemudian ia pula menbaca al Quran didalam surah Ali Imran ayat 185, firman Allah yang mafhumnya "Tiap - tiap jiwa itu akan merasakan kematian", sudah tentu bergoncang jiwanya, keluh kesah hati dan perasaannya, tidak lelap matanya kerana takut teramat sangat akan azab Allah pada Sharakatulmaut dan seksaan seterusnya itu tampa henti diAlam Barzah dan Akhirat nanti. Sehingga disuatu ketika Allah "matikan" ia beberapa ketika dan "memperlihatkan" kepadanya semua amal perbuatannya dari ia dilahirkan hingga kehari itu (seperti wayang gambar) kemudian didatangkan Malaikat Maut Izraail dengan wajah mengerunkan dengan segala persoalannya yang sudah tentu tidak dapat dijawabnya. Begitulah Allah datangkan pengajaran kepada mereka yang dikehandakiNya supaya mereka sedar dan insaf akan perbuatan mereka kemudian berubah menjadi mukmin yang taat.
Amirul mukminin Umar ibnu al Khathab selalu membaca bait syair ini,
"Tidak ada suatu pun yang kamu lihat germerlapan itu kekal abadi, kerana yang abadi itu hanya Allah. Harta dan anak-anak mu juga akan lenyap. Hurmuz (Qarun) pada suatu hari juga tidak perlukan lagi harta kekayaannya. Kaum 'Aaad juga pernah ingin kekal abadi... tetapi gagal. Begitu juga Sulaiman as, pengandali angin, manusia, jin dan semua binatang, Raja terkaya dunia... mana dia raja yang dahulu pernah menjadi manusia paling berjaya dimuka bumi ini ???... diakhirat kelak semua akan tunduk dan tidak mampu berbohong...."
Daripada keterangan diatas, maka ketahuilah oleh mu bahawa mengingati kematian itu adalah perbuatan Sunnah yang akan menimbulkan perasaan cemas dan takut untuk meninggalkan kehidupan dunia yang fana ke Alam Akhirat yang kekal abadi. Jika sesorang yang sedang berhadapan penderitaan hidup yang keras, dengan mengingat akan kematian maka dia akan tenang kerana kematian itu jauh lebih keras penderitaannya. Manakala mukmin yang sedang menikmati dunia akan menjadikan ia tidak lupa diri dengan mengingat kematian. Perhatikan bait syair ahli abadi ini,
"Ingatlah kematian yang akan melenyapkan seluruh kenikmatan, bersiap sedialah menghadapi kematian yang pasti akan hadir kepada mu".
"Ingatlah kematian... nascaya kamu akan mendapat nikmat mengingat kematian. Ingat akan kematian akan dapat mematahkan angan-angan kosong".
Semua telah bersetuju bahawa kematian itu tidak mengenal umur, masa atau penyakit tertentu. Ini bermaksud supaya manusia semua bersedia untuk menghadapi kematian. Dahulu ada seorang abadi yang alim dikota Madinah yang saban hari akan menaiki bangunan tinggi disana dan berseru (berteriak) "... Ayoh berangkat.... Ayoh berangkat" pada suatu ketika tiada lagi kedengaran suara seruannya itu maka ditanya oleh Wali Kota Madinah mana perginya seruan itu, setelah diberitahu akan kematiannya beliau pun berkata " Dia yang setiap malam berseru supaya mengingat kematian dimana semua unta-unta juga turut gementar dipintu rumahnya... sekarang telah meninggal dunia !...tiada lagi ketakutan kepada yang tiada ingat akan kematian ". Seorang Waliallah bernama Yazid ar Raqasyi pernah dilihat selalu berkata-kata kepada dirinya serta memukul-mukul badannya "Yazid...Yazid.. celakalah kamu, setelah kamu mati nanti siapa yang mahu solat atas namamu (bagipihak kamu) ?... siapa yang sudi berpuasa atas namamu ?... dan siapa pula yang bersedia meminta keridhaan Allah untuk mu ?".... " Wahai manusia, kenapa tidak kamu menangis meratapi sisa hidup kamu yang tinggal beberapa waktu cuma ??? Kamu akan dijemput Maut dan menantimu kuburan yang beralaskan tanah dan bertemankan cacing -cacing..." Gementar tubuhnya dek cengkaman rasa takut teramat sangat, pucat lesi wajahnya lalu Yazid pun meraung menangis hingga jatuh pengsan.
Khalifah Omar bin Abdul Aziz pernah mengumpulkan para Ulama-ulama dan mereka bercerita tentang mengingati kematian, kiamat dan akhirat. Disaat tertentu mereka akan meraung menangis seolah-olah kematian orang yang mereka cintai. Berkata at Taimi (seorang cendiakawan Islam) "Ada dua hal yang pasti akan melenyapkan kenikmatan dunia dariku, iaitu ingat kematian dan ingat ketika berada dihadapan Allah swt ". Kata Abu Na'im "Jika Sufian at Tsauri mengingat kematian, berhari-hari ia akan kelihatan sangat sedih, wajahnya murung. Setiap kali ia ditanya tentang sesuatu pekara, ia hanya akan menjawab "tidak tahu... tidak tahu " (menjadikan dirinya kebas, alpa dan kosong ). Berkata Asbatah..." suatu hari Nabi mendengar beberapa orang sahabatnya sedang memuji-muji kehebatan seseorang. Nabi lalu bertanya kepada mereka "Adakah ia selalu mengingati kematian ? ", mereka menjawab " Tidak "... Maka Nabi bersabda " Maka ia tidak sehebat yang kalian katakan !".
Berkata pula Ad Daqqaq (ahli fikir dan flasafah Islam) " Barang siapa selalu ingat kematian, ia akan dimuliakan dalam 3 pekara. Iaitu cepat bertaubat, hatinya menjadi Qana'ah (redha akan pemderian Allah) dan bersemangat untuk beribadat... barang siapa yang lupa akan kematian, ia akan diberi seksa dalam 3 pekara, iaitu lambat bertaubat, tidak puas dengan pemberian Allah dan malas beribadah". Oleh itu hendaklah kamu semua memikirkan soal kematian dirimu sendiri, jangan kamu fikir kematian itu hanya akan datang kepada orang lain. Apabila ia telah amat hampir kepada mu baharulah kamu rasa tertipu dengan nikmat dan keindahan dunia yang fana ini. Segala-galanya akan diperlihatkan kepada mu dengan jelas sekali. Kematian pasti akan hadir jua pada mu walau sejauh mana kamu ingin lari darinya. Ia adalah hakim yang adil, ia adalah tangisan, ia juga perpisahan dan pelenyap kepada semua kenikmatan dunia. Kematian adalah pemutus segala harapan dan angan-angan. Pernakkah kamu memikirkan akan kematian dirimu sendiri ??? Ia adalah saat perpisahan dari tempat kamu didunia yang luas kepada liang lahad yang sangat sempit, saat tiada lagi kawan-kawan yg selalu berhibur bersamamu, mereka menghianati mu tampa dapat kamu berbuat apa-apa, saat perpisahaan dari saudara mara, sahabat taulan, malah keluarga kamu yang tercinta. Saat kamu mengantikan pakaian mewah mu dengan kafan, pakaian tanah yang kotor.
Wahai orang yang selalu mengumpulkan kekayaan dan berlawan untuk mendirikan bangunan pencakar langit. Disaat itu kamu sudah tidak punya daya upaya dan harta kekayaan mu itu tidak dapat menolong mu. Kamu hanya berteman kain kafan yang bakal akan rosak sedikit masa nanti. Tubuh mu yang kamu belai saban hari akan hancur dimakan bumi. Dimanakah harta yang kamu kumpulkan itu ??? Ia menjadi pertelagahan, pergaduhan semua waris mu yang tidak tahu berterima kasih kepada mu. Malahan memaki hamun kepada mu sepanjang hari. Lalu kamu ajukan semua dosa-dosa mu kehadrat Allah swt yang sudah tentu tidak akan menerima akan semua alasan-alasan kamu. Sesuai dengan firmanNya didalam surah al Qashash ayat 77 yang mafhumnya " Carilah pada apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri Akhirat...". Amat bijak jika seseorang itu memahamkan ayat ini dengan berkata "Carilah olehmu syurga di negeri Akhirat pada apa yang telah Allah kurniakan kepadamu semasa di dunia". Ia bermaksud sesorang manusia harus mengurus pekara dunia untuk akhiratnya bukan sebaleknya. Janganlah kamu lupa bahawa kamu akan meninggalkan keseluruhan hartamu dan akan hanya dibaluti dua lapis kain kafan sahaja. Seorang penyair Islam bermadah...
"Bagaian dari seluruh harta yang telah kamu kumpulkan sepanjang hidupmu, hanyalah dua lapis kain kafan yang membungkus tubuhmu dan sebutir ubat pengawet (kapur barus)."
"Adalah sifat Qa'anah (redha) yang biasa kamu carikan gantinya, disitu ada banyak kenikmatan, disitu ada yang dapat menyenangkan badan... lihat, orang yang paling kaya didunia sekalipun, adakah ia akan diusung kekuburan tampa kain kafan ???".
Yang dimaksudkan dengan sabda Nabi saw dengan sabdanya yang bermaksud "Orang yang bijak adalah orang yang selalu meneliti dirinya sendiri " Ia bermaksud orang yang bijak adalah orang yang suka musahabah dirinya, memandu hawa nafsunya dengan mudah untuk beribadah kepada Allah serta beramal untuk persediaan akhirat nanti. Kemudian ia akan pula meneliti dirinya dan mempergunakan masa dan waktu yang masih ada untuk ibadah dan amal-amal soleh. Itulah bekalan utama rohani bagi setiap manusia untuk menuju kealam akhirat yang kekal abadi. Manakala manusia yang tertipu ialah mereka yang lalai dan asyik dengan nikmat dunia serta berbuat dosa tampa meninggalkan satu amal kebijikan pun, tetapi berkata " aku telah berbaik sangka kepada Tuhanku". Sudah nyata sekali ia berbohong terhadap Allah kerana berbaik sangka itu bermaksud mengerjakan amal kebajikan kehadrat Allah semasa didunia. Maka dibawanya pula beberapa ayat sebagai nas akan perbuatannya itu yang terang-terang tidak memehak kepadanya, malahan ia dianggap penipu dan pembohong.
Berkata Sa'id bin Jubir "Yang dimaksudkan menipu Allah itu ialah jika seseorang yang melakukan maksiat dan dosa-dosa besar tetapi berkeras kepala mengharapkan keampunan Allah". Manakala didalam peristiwa yang lain pula, Baqiyah ibnu Walid mengatakan, "Abu Umairah ash Shuri berkiram surat dengan temannya yang isinya menyebutkan, "Amma ba'du, Selama ini kamu hanya memikirkan dunia, masih saja mengharapkan Allah dengan perbuatanmu yang buruk itu. Ia samalah dengan perbuatan mengetuk besi yang sejuk , sekian wassalam ". Maka diharap kalian semua dapat pengajaran dari riwayat dan sirah ini.
BAB 2 - PEKARA YANG DAPAT MENGINGATKAN KEMATIAN DAN AKHIRAT.
Diriwayatkan dari Imam Muslim bahawa Abu Hurairah berkata "Nabi berziarah kekubur ibunya, beliau menangis dan orang disekeliling juga turut menangis lalu Beliau bersabda 'Aku minta izin kepada Tuhanku untuk mengampunkannya, tetapi Dia tidak mengizinkan aku, lalu aku meminta izin kepadaNya untuk berziarah kekubur ibuku dan Dia memberi izin kepadaku. Oleh sebab itu berziarahlah kekuburan kerana ia dapat mengingatkan kematian". Manakala dari sebuah hadis dhaif yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ibnu Mas'ud bahawa Rasulullah bersebda " Aku pernah melarang kamu menziarahi kuburan, maka sekarang berziarahlah kekuburan akan kamu semua kerana hal itu akan dapat mengingatkan kematian ".
Berdasarkan ijmak dan kesepakatan para Ulama-ulama ASWJ, menziarahi kuburan bagi kaum lelaki itu hukumnya sunat, tetapi mereka berdebat tentang masaalah ini untuk kaum wanita yang dewasa, setengah menghukumkan ianya harus dan setengahnya menghukumkannya sunat asalkan ia tidak bercampur dengan kaum lelaki ajanabi. Sesetangah ulama ini mengharamkan menziarahi kuburan untuk kaum wanita yang masih muda kerana ditakuti lemah semangatnya. Jadi terserah kepada pendapat kaum muslimin sendiri iaitu hendak mengikut yang mana satu, dimana kedua-dua pendapat itu juga dianggap benar. Ini adalah berasaskan dari sabda Nabi itu tadi yang ditujukan secara terbuka, tidak ia bersifat pengkhususan kepada sesuatu peringkat atau jenis sahaja. Ia bersifat terbuka kepada lelaki atau wanita yang dibenarkan menziarahi kuburan bagi memperingati akan kematian. Manakala menziarahi kuburan yang bercampur gaul antara kaum lelaki dan wanita yang ajanabi (bukan mukhrim) adalah juga haram hukumnya kecuali kepada kanak-kanak lelaki atau tujuan mendapatkan pelajaran yang apabila pemuda itu menumpukan pandangannya kepada kaum winata itu hingga meninbulkan fitnah, maka ia perbuatan berdosa dan juga mendapat pahala. Menurut sebahagian Ulama, larangan Nabi kepada kaum wanita yang menziarahi kuburan itu berlaku sebelum Nabi memberi kemurahan kepada umatnya. Setelah kemurahan itu Nabi berikan maka hal ini merangkaumi seluruh jenis kaum. Oleh itu pendapat pertama itu tadi adalah yang lebih utama.
Diriwayatkan oleh Ali bin Abu Talib kwh, bahawa ia pergi kesuatu kuburan lalu berkata " Wahai penghuni kuburan, kabarkan kepada kami tentang kalian atau kami yang akan memberi kabaran kepada kalian...kalau kabaran dari kami ialah, harta kalian telah dibahagi-bahagi, isteri-isteri kalian telah bernikah lagi dan orang-orang miskin sudah diberi tempat tinggal oleh kaum selain kalian !....Demi Allah, jika mereka semua boleh menjawab, mereka akan mengatakan bahawa bekal yang paling baik ialah TAKWA ! ". Sungguh indah kata-kata dari Abdul Atahiyah iaitu :-
"Hairan aku kepada manusia, seandainya mereka masahabah diri mereka dan memindahkan hal dunia kepada yang lainnya, mereka akan tahu bahawa dunia ini hanyalah sebuah jambatan. Tiada kebanggan sejati kecuali daripada mereka yang bertakwa. Kelak ketika Allah menghimpunkan semua makhluk di Padang Mahsyar mereka akan tahu bahawa bertakwa dan berbakti itu adalah simpanan yang terbaik. Aku hairan kepada orang yang sombong, walhal mereka akan dikuburkan tampa punya kuasa untuk menyegerakan yang diharapkan dan menanguhkan yang ditakuti. Semua yang telah diusahakan semasa didunia dahulu berpindah kepada orang lain atau menjadi rebutan".
Menurut sesetangah Ulama, hati tidak dapat mengambil manafaat dari ziarah kuburan, apa lagi hati yang keras. Sebaleknya bagi yang memiliki hati seperti ini dapat mengatasinya dengan 4 pekara iaitu :-
1) Melazimkan menghadiri majlis-majlis taklim dan usrah untuk mendengar nasihat, pelajaran, peringatan, cerita orang-orang soleh dan majlis-majlis ilmu yang lainnya supaya dapat melembutkan hatinya yang keras itu.
2) Melazimkan mengingati kematian sebagai satu kejadian yang akan melenyapkan semua nikmat-nikmat dunia, memisahkan kasih sayang keluarga dan sahabat taulan dan membuat anak-anaknya menjadi yatim. Pada satu kisah yang terjadi kepada seorang wanita yang mendatangi Siti Aisyah ra mengadu akan hatinya yang sangat keras, lalu Aisyah menyarankan kepadanya supaya selalu mengingati kematian. Setelah menurut saranan tersebut, wanita itu mendatangi Aisyah dan menyatakan hatinya telah menjadi lembut dan menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Saidatina Aisyah ra. Menurut Ulama, mengingati kematian juga dapat melembutkan hati yang keras, menghilangkan rasa megah pada dunia dan menganggap remeh semua musibah yang terjadi.
3) Menemani orang yang sedang menghadapi sakatulmaut atau sakit tenat kemudian mengambarkan akan nasib yang bakal ia tempuhi setelah mati. Hal sebegini akan membuat hati tidak tertarek kepada nikmat dunia, fikiran tidak tenteram, jiwa menjadi gundah gulana, resah gelisah memikirkannya, membuat mata tidak dapat lelap tidur, menimbulkan semangat untuk beribadah dengan lebih tekun dan kuat kerana perasaan takut kepada kematian itu. Didalam kitab 'zawaid al zuhdi' karya Abdullah bin Ahmad bin Hanbal di mukasurat 330, menceritakan perihal Waliallah Hassan al Basri menziarahi seseorang yang sedang menghadapi sarakatulmaut. Setelah ia memerhatikan akan kesusahan yang tersangat pedih untuk dicabut nyawa orang itu, beliau bergegas hendak pulang dengan wajah yang pucat lesi hingga tidak menjamah jamuan yang sedia dihidangkan kerana telah hilang seleranya juga. Ketika ia ditanya, maka ia menjawab, "Demi Allah.. aku baru saja melihat satu peristiwa seksaan kematian yang amat dahsyat, aku berjanji akan selalu melakukan amal untuk menghadapinya bila tiba saat aku bertemu dengan Tuhanku nanti " ketiga-tiga pekara diatas ini haruslah dilazimkan kepada orang yang sangat keras hatinya supaya hatinya menjadi lembut serta dapat menghindari diri dari fitnah-fitnah Syaitan dan Iblis keatas dirinya yang sudah tentu ingin menyesatkannya. Jika ketiga-tiga pekara diatas tadi tidak juga memberi kesan, maka cara terakhir ialah,
4) Melazimkan dirinya menghadiri pengkebumian mayat dikuburan atau turut mengali kuburan bersama-sama. Inilah cara yang paling berkesan sekali untuk melembutkan hati yang keras. Rasulullah saw bersabda yang maksudnya " menziarah kuburanlah kamu kerana ia dapat mengingat kematian dan akhirat serta dapat membuatkan zuhud kepada dunia". Dengan melazimkan diri menyaksikan permakaman jenazah, pertama ia akan mendengar seruan Azan, kedua ia akan dapat memberitahu diri akan tempat kembali yang kekal abadi. Pekara ini diharap dapat memberi keinsafan kepada mereka yang keras hatinya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad Thabrani dan Hakim, Nabi saw bersabda yang maksudnya "Berita itu tidak seperti melihat dengan mata kepala sendiri". Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Abbas sahaja. Maka haruslah difahami bahawa bukan semua orang boleh berhadapan dengan orang yang sedang bertarung sakaratulmaut atau menziarahi kematian atau menziarahi kuburan. Jika hanya dengan mendengar berita saja tidak juga insaf, maka cara kedua atau ketiga atau keempat itu harus dipeitiskan supaya hati menjadi lembut dan insaf. Pada kebiasaannya, menziarahi kuburan itu lebih mudah dan sangat efektif kesannya. Oleh itu kepada yang menziarahi kuburan haruslah juga mematuhi adab sopan semasa disitu, kemudian berniat bersungguh-sungguh untuk mendapat keredhaan Allah. Disamping memberi keberkatan kepada mayat dan ahli-ahli kubur seklian dengan membaca ayat-ayat Quran, tahlil, selawat dan doa. Antara adab-adab yang utama semasa kekuburan ialah pertama sekali mengucapkan salam kepada seluruh ahli kubur musilimin dan msulimat dengan ucapan "Alaikas Salam tu was salam ala ahli kubur....". Kemudian membuka kasut atau sendal seperti yang telah diajarkan Nabi. Dilarang duduk dipusara atau melangkah diatasnya, kemudian baharulah membaca al Quran, tahlil, selawat dan doa khususnya kepada pusara yang dilawati dan amnya kepada seluruh penghuni tanah kuburan itu.
Diriwayatkan oleh at Tarmidzi didalam kitabnya bertajuk "Jumi at Tarmidzi" bahawa sesungguhnya ada seseorang lelaki datang menemui Rasulullah dan berkata "alaikas salam" lalu Nabi menegurnya "Jangan ucapkan salam seperti itu kerana salam itu hanya untuk menghormati mayat sahaja". Termasuk juga adab menziarai kuburan iaitu semasa mengucapkan salam hendaklah berhadapan dengan kuburan seolah-olah berhadapan dengan manusia itu sewaktu hidupnya. Kemudian ambillah pengajaran dengan mengambarkan keadaan mayat yang sedang diziarahi itu dengan renungan yang dalam sekali dilubuk hati. Dengan gambaran seumpama itu diharap akan mengubah diri menjadi lebih tekun beribadah, menghindarkan diri dari rakus dan tamak kepada harta dunia, menzahirkan khusyu' semasa beribadah dan banyak pengajaran lagi akan diperolehi dari usha seumpama ini.
Manakala terdapat beberapa buah hadis maudhu menjelaskan beberapa peristiwa tentang dihidupkan semula ibu dan ayah Nabi saw untuk di Islamkan oleh Nabi. Maka ia tidak dapat dibentangkan kerana sanadnya yang sangat lemah dan diluar dari pemikiran manusia biasa kerana persoalan ghaib seumpama itu hanya Allah dan RasulNya saja yang maha mengatahui. Mudah-mudahan Allah mengampunkan seluruh keluarga Nabi saw seperti yang beliau harapkan semasa hidupnya lagi. Tambahan pula ia telah disanggah dengan turunnya firman Allah didalam surah anNisaa ayat 18 yang mafhumnya ;
"Dan tidak (diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka didalam kekafiran".
Kemudian didalam surah al Baqarah ayat 119 pula Allah berfirman yang mafhumnya ;
"Kamu tidak akan diminta (dipertanggungjawabkan) tentang penghuni-penghuni neraka".
Maka didalam hal ini kita serahkan saja kepada Allah untuk menjadi hakimnya, waallahua'lam.
Kubra @ News Zamany.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar